Hambatan Komunikasi Antarbudaya Dalam Menjalin Kerukunan Antar Etnis (Masyarakat Batak Toba Dan Masyarakat Minangkabau Di Nagari Panti Kabupaten Pasaman)

Authors

  • Aprida Yanti Universitas Islam Negeri Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi
  • Muhamad Fajri Universitas Islam Negeri Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.55606/juitik.v3i1.416

Keywords:

Hambatan Komunikasi Antarbudaya, Masyarakat Batak Toba Dan Masyarakat Minangkabau

Abstract

Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam yang terdiri atas berbagai suku, agama, adat- istiadat serta bahasa serta memiliki identitas dan kebudayaan tersendiri yang sangat unik. Dari hal tersebut juga menimbulkan berbagai hambatan mulai dari hambatan bahasa, hambatan stereotype, serta hambatan jarak sosial. Metode penelitan yang penulis gunakan merupakan pendekatan kualitatif yaitu melalui tahap penelitian observasi, wawancara dan dokumentasi serta menggunakan teknik analisis data sehingga dapat mengetahui hambatan komunikasi antarbudaya dalam menjalin kerukunan antar etnis pada masyarakat Batak Toba dan masyarakat Minangkabau di Nagari Panti, Kabupaten Pasaman. Hasil penelitian yang penulis temukan menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya yang dilakukan dalam menjalin kerukunan antar etnis masyarakat Batak Toba dan masyarakat Minangkabau di Nagari Panti, Kabupaten Pasaman masih terdapat konflik, permasalahan yang terjadi baik dalam kegiatan-kegiatan di Nagari Panti maupun dalam keseharian masyarakatnya yang disebabkan hambatan komunikasi antarbudaya bahasa yakni adanya kesalahpahaman dalam mengartikan sebuah pesan akibat bahasa yang digunakan, stereotype yakni masih banyaknya masyarakat Batak Toba menilai buruk masyarakat Minangkabau begitu jga sebaliknya masyarakat Minangkabau menilai buruk masyarakat Batak Toba, serta jarak sosial yakni perasaan untuk memisahkan seseorang atau kelompok tertentu berdasarkan tingkat penerimaan seseorang terhadap orang lain seperti kesediaan setiap anggota masing-masing etnis menerima etnis lain menjadikan sebagai pasangan hidup, teman satu pemukiman, rekan seorganisasi sehingga mengakibatkan proses komunikasi antarbudaya masyarakat Batak Toba dan masyarakat Minangkabau di Nagari Panti tidak efektif.

 

References

Al-Qur’an

Al-Qur’an in Word, 2010. QS. Al-Hujurat: 13

Buku

Abidin Mas’oed. (2016). Suluah Bendang dalam Nagari. Yogyakarta: Gre Publishing.

Aripuddin Acep. (2012). Dakwah Antarbudaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Adawiyah El Sa’diyah. (2019). Buku Ajar Human Reltions. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Devito A. Joseph. (1997). Komunikasi Antarmanusia:Kuliah Dasar. Jakarta: Profesional Books.

Erniwati. (2002). “Asap Hio di Ranah Minang Kehidupan Komunitas Tionghoa di Sumatera Barat pada Pertengahan Abad XX”, Tesis, Yogyakarta: Program Studi Sejarah, Program Pasca Sarjana UGM.

Fahmi Muhammad ,Dkk. (2018). Beda Agama Hidup Rukun. Bitread Publishing: PT. Lontar Digital Asia.

Geungan. (1991). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Heryana A. (2018). Informan dan Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif. Tangerang: Universitas Esa Unggul.

John P.Simanjuttak P. John. (2003). Public Relation. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Liliweri Alo. (2013). Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Liliweri Alo. (2009). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT.Lkis Printing Cemerlang.

McDaniel,Porter, Samovar.(2009). Komunikasi Lintas Budaya (Edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong J. Lexi. (2017). Metode Peneitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. Ke 36.

Mulyana Deddy. (2001). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana Deddy, Rahmat Jalaluddin. (2005). Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Novinger Tracy. (2001). Intercultural Communication a Practical Guide. America: University of Texas Press.

Putri Mahat Selfi. (2018). Perempuan dan Modernitas: Perubahan Adat Perkawinan Minangkabau Pada Awal Abad ke-20. Yogyakarta: Gre Publishing.

Rajamarpodang Gultom. (1992). Dalihan Na Tolu Budaya Suku Batak. Medan: CV Armada.

Rakhmat, Mulyana. (1993). Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ridwan Aang. (2016). Komunikasi Antarbudaya. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. 1.

Rhoudhonah. (2019). Ilmu Komunikasi. Depok: PT. Rajagrafindo Persada

Rukin. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Surabaya: Cv Jakad Media Publishing.

Syahrum, Salim. (2012). Metodologi Peneitian Kualitatif. Bandung: Cipta Pustaka Media. Cet. Ke 5.

Syaefullah Asep. (2007). Merukunkan Umat Beragama. Jakarta: Grafindo Khasanah Ilmu.

Sibarani Robert, dkk. (2008). Semantik Bahasa Batak Toba. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, Cv.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suranto Aw Suranto. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cet.1.

Susanto S. Astrid Phill. (1977). Komunikasi Dalam Teori Dan Praktik Bandung: Binacipta.

Yusuf Muri. A. (2014). Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana Prana Media Group.

Artikel Jurnal

Asriati. (2010). Tari Pasambahan dan Falsafah Minang dalam Perspektif Alim Ulama, Padang: Humanus, Vol. XI, No 2.

Jurnal E-Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra, Surabaya, diakses pada tanggal 20 Januari 2022 Pukul 21:12 Wib.

Jurnal Undri.SS, M.Si, Konflik Tanah Di Daerah Perbatasan (Studi Kasus Tiga Kelompok Etnik di Pasaman, Sumatera Barat, 1930-1960)

Mas Andilan. (2019). Jurnal of Anthropological Research, Padang: UNP, Vol. 1. No. 1.

Nazmuddin. (2017). Journal of Goverment an Civil Society, Banten Raya, Vol. 1. No. 1.

Wakidul Kohar. (2010). Jurnal Ilmiah Dakwah dan Komunikasi, Al-Munir, Vol. II No. 4.

Skripsi

Anugerah Panji. (2018). “Pola Komunikasi Antarbudaya masyarakat Batak Dengan Masyarakat Minangkabau Di Kelurahan Wek 1 Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan”, Skripsi (Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah, IAIN Batusangkar.

Asiyah Siti. (2013). “Pola Komunikasi Antar Umat Beragama (Studi Komunikasi Antarbudaya Tionghoa Dengan Muslim Pribumi di Rw 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang)”, Skripsi (Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Uin Syarif Hidayatullah.

Minxsetiani Erlinda. (2018). “Komunikasi Antarbudaya Dalam Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama Suku Jawa Dan Bali Di Desa Sidoreno Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan”, Skripsi (Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Uin Raden Intan Lampung.

Anugra Pratama Siregar. (2017). “Hambatan Komunikasi Lintas budaya Etnis Tionghoa Dan Pribumi dalam Kerukunan Bertetangga (Studi Deskriptif Kualitatif di Kelurahan Dwikora Kota Medan)”, Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relation, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan.

Puji Indah Lestari. (2019). “Komunikasi Antarbudaya (Studi Pada Pola Komunikasi Etnis Tionghoa Dengan Pribumi Di RT 13 RW 05 Kelurahan Cilenggang Kota Tangerang Selatan)”, Skripsi Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam , Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Downloads

Published

2023-03-17

How to Cite

Aprida Yanti, & Muhamad Fajri. (2023). Hambatan Komunikasi Antarbudaya Dalam Menjalin Kerukunan Antar Etnis (Masyarakat Batak Toba Dan Masyarakat Minangkabau Di Nagari Panti Kabupaten Pasaman). Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Dan Komunikasi, 3(1), 138–145. https://doi.org/10.55606/juitik.v3i1.416

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 6 7 8 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.