KAJIAN KUALITAS SUSU SAPI TINGKAT PETERNAK DAN PELOPER DI DESA JETAK KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Authors

  • Indra Maulani Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI
  • Yusup Rahmadi Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI
  • Sugiyono Sugiyono Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI
  • Ismiarti Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman GUPPI

DOI:

https://doi.org/10.55606/sinov.v5i1.211

Keywords:

Kualitas Susu, Peternak, Peloper, Rantai Distribusi

Abstract

Susu yang berkualitas dihasilkan dari ternak yang sehat, manajemen pakan dan pemerahan, serta penanganan pascapanen yang baik. Rantai distribusi susu di Kabupaten Semarang dimulai dari peternak, peloper sampai koperasi yang kemudian didistribusikan ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas susu di tingkat peternak dan peloper di Desa Jetak, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan pada 13 Agustus-

17 September 2021 melalui tiga tahap yaitu survei lapangan, penelitian pendahuluan, dan pengujian parameter. Sampel yang digunakan pada penelitian terdiri atas susu segar yang diambil dari peternak sebanyak 20 sampel secara random sampling dan sampel susu dari peloper sebanyak 20 sampel. Parameter yang diuji yaitu uji alkohol, reduktase, pH, berat jenis, dan kadar lemak. Data uji alkohol dianalisis menggunakan Mann-Whitney, sedangkan reduktase, pH, berat jenis, dan kadar lemak dianalisis dengan Independent T-test. Hasil pengujian alkohol, reduktase, pH, berat jenis, dan kadar lemak tidak berbeda (P>0,05) artinya tidak ada perbedaan kualitas susu berdasar uji alkohol, reduktase, pH, BJ, dan kadar lemak baik di tingkat peternak maupun peloper. Berdasar hasil uji alkohol didapatkan 1 sampel positif pada susu tingkat peternak dan 2 sampel positif pada peloper. Rerata hasil reduktase, pH, berat jenis, dan kadar lemak pada sampel susu tingkat peternak secara berturut-turut 6,77 jam; 6,50; 1,029 g/ml; 3,91%. Sementara itu, rerata reduktase, pH, berat jenis, dan kadar lemak pada sampel susu tingkat peloper secara berturut- turut 6,48 jam; 6,48; 1,029 g/ml; 3,79%. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan kualitas susu di tingkat peternak dan peloper, kualitas susu tergolong baik dan memenuhi Standar Nasional Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustina S. (2016). Outlook Susu Komoditas Pertanian Subsektor Peternakan. Jakarta: Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

Aisyah S. (2012). Ananlisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usaha Ternak Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Economics Develompment Analysis Journal; 1(1):35-41.

Anindita NS, Soyi DS. (2017). Studi kasus: Pengawasan Kualitas Pangan Hewani melalui Pengujian Kualitas Susu Sapi yang Beredar di Kota Yogyakarta. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science); 19(2), 93.

Asih R, Murti T W, Haryadi FT. (2013). Dinamika Pengembangan Klaster Industri Persusuan Di Kabupaten

Semarang, Jawa Tengah. Buletin Peternakan; 37(1), 59.

Badan Pusat Statistik. (2020). Produksi Susu Perusahaan Sapi Perah 2018-2020. https://www.bps.go.id/indicator/24/3 76/1/produksi-susu-perusahaan-sapi- perah.html (12 Februari 2022).

Berg VD. (1988). Dairy Technology In The Topics And Subtropics. Wageningen: PUDOC.

BSN. (1998). SNI 01-2782-1998/Rev.1992

tentang Metoda Pengujian Susu Segar. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

BSN. (2011). SNI 3141.1:2011. Susu segar-

Bagian 1: Sapi. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, and Woolton M. (2007). Ilmu Pangan (Food Science). Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Fardiaz S. (1983). Mikrobiologi Pangan Dan Teknologi Pangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Press.

Julmiaty. (2002). Perbandingan Kualitas Fisik Susu Pasteurisasi Konvensional dan Mikroware dengan Lama Penyimpanan yang Berbeda. (Skripsi). Makassar. Universitas Hasanudin.

Laryska N, Nurhajati T. (2013). Peningkatan Kadar Lemak Susu Sapi Perah Dengan Pemberian Pakan Konsentrat Komersial Dibandingkan dengan Ampas Tahu. Agroveteriner; 1(2):79– 87.

Levy M. (2003). The Effects Of Composition And Processing Of Milk On Foam Characteristics As Measured By Steam Frothing. (Tesis). Urbana. University of Illions.

Martindah E, Saptati RA. (2006). Peran Dan Upaya Koperasi Peternak Sapi Perah Dalam Meningkatkan Kualitas Susu Di Jawa Barat’, Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas – 2020. hlm. 476–483.

Mirdhayati I, Handoko J, Khaidar UP. (2008). Mutu Susu Segar di UPT Ruminansia Besar Dinas Peternakan kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Peternakan; 5(1), 14-21.

Murti TW. (2010). Pasca Panen Dan Industri Susu. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Musnandar E, Hamidah A, Muthalib RA. (2011). The effect of fermented oil palm fronds in diet on body weight gain and meat quality of goat. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture; 36(2):120–125.

Mutamimah L, Utami S, Sudewo ATA. (2013). Kajian Kadar Lemak Dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu Kambing Sapera di Cilacap dan Bogor. Jurnal Ilmiah Peternakan; 1(3): 874–880.

Nababan LA, Suada IK, Swacita IBN. (2014). Ketahanan Susu Segar pada Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau dari Uji; Indonesia Medicus Veterinus; 3(4):274–282.

Nurliana, Sudirman I, Sudarwanto M, Soedjoedono RR. (2009). Pengaruh Bakteriosin Produksi Bakteri Asam Laktat Isolat Indonesia terhadap Jumlah Bakteri dalam Susu Pasteurisasi. Jurnal Agripet; 9(1):50– 56.

Oka B, Wijaya M, Kadirman K. (2018). Karakterisasi Kimia Susu Sapi Perah Di Kabupaten Sinjai. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian; 3(2):195-202.

Pratama HY, Murti TW. (2018). Kinerja Pasca Produksi Susu dan Analisis Rantai Pasok Industri Susu di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Skripsi). Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Ressang AA, Nasution AM. (1982). Pedoman Mata Pelajaran Ilmu Kesehatan Susu (Milk Hygiene). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Saleh E. (2004). Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Sasongko DA, Suprayogi TH, Sayuthi MS. (2012). Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Kaporit

(CaHOCl) Untuk Dipping Puting Susu Kambing Perah Terhadap Total Bakteri Dan pH Susu, Animal Agriculture Journal; 1(2):93-99.

Septiani W, Djatna T. (2015). Rancangan Model Performansi Risiko Rantai Pasok Agroindustri Susu dengan Menggunakan Pendekatan Logika Fuzzy. Agritech; 35(1):88–97.

Soeparno. (2015). Properti dan Teknologi Produk Susu. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Suardana IW, Swacita IBN. (2009). Higiene Makanan. Kajian Teori Dan Prinsip Dasar. Denpasar: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

Sutrisna D, Suada I, Sampurna I. (2014). Kualitas Susu Kambing Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang Berdasarkan Berat Jenis, Uji Didih, Dan Kekentalan’, Indonesia Mediscus Veterinus; 3(1):60–67.

Utami KB, Radiati LE, Surjowardojo P. (2014). Kajian kualitas susu sapi perah PFH (studi kasus pada anggota Koperasi Agro Niaga di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan; 24(2):58–66.

Wicaksono A, Sudarwanto M. (2017). Peningkatan Kualitas Susu Peternakan Rakyat di Boyolali melalui Program Penyuluhan dan Pendampingan Peternak Sapi Perah. Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 2(2):55-60.

Yudonegoro RJ, Nurwantoro, Harjanti DW. (2014). Kajian Kualitas Susu Segar Dari Tingkat Peternakan Sapi Perah, Tempat Pengumpulan Susu dan Koperasi Unit Desa Jatinom di Kabupaten Klaten. Animal Agriculture Journal; 3(2):323:333.

Downloads

Published

2022-07-26

How to Cite

Indra Maulani, Yusup Rahmadi, Sugiyono, S., & Ismiarti. (2022). KAJIAN KUALITAS SUSU SAPI TINGKAT PETERNAK DAN PELOPER DI DESA JETAK KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG. Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang, 4(1), 1–12. https://doi.org/10.55606/sinov.v5i1.211

Similar Articles

<< < 1 2 3 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.